marthaanitasipit


Monday, April 9, 2012



Banyak lagu yang mungkin bisa menggambarkan perasaan ini
Tapi gak akan ada yang tahu gimana sebenernya perasaan ini
 

Mungkin kamu kira aku bakal lupa :
Dulu awal kelas sepuluh aku perang dingin sama kamu dan bobi gara-gara aku gak terima sama omongan kalian tentang aku yang gak pantes buat suka sama kakak kelas yang perfect.
Dan ya emang bener aku selalu gak akan ppernah pantes buat siapapun
Kamu minta maaf dari sms dan ngomong langsung
Tapi kita dikelas masi perang dingin, sampek akhirnya kamu sering ngusilin aku
Coret-coretan tangan
Dulu aku juga pernah bentak kau di ruang 31 atau 32 , waktu anak-anak mau nonton film aku ngilokin kamu yang tukang nyontek
Injek-injekan kaki
Jambak-jambakan
Kamu di ruang 28 pernah ngomong ke aku waktu kamu duduk ma bobi tentang awal masuk kelas 10
Waktu latihan bart di rumah eka kamu ngusilin aku sebelum pulang. Kita pukul-pukulan
Waktu latihan b.art dirumah dea kamu boncengin aku buat beli isolasi kalo gak salah pake sepeda yang lama
Waktu mau tampil b.art aku kamu ajak cari sarapan, akhirnya beli pecel di deket rumah eka bareng-bareng
Awal sms.an UTS kelas 10 semester 2
Lanjut telpon-telponan awalnya aku anggep ini semua cuma sekedar berbagi
Kamu serig bahas pempek makanan kesukaanmu
Rawon juga, sate , gule
Kamu pernah mimisan waktu ngupil, aku bilang kamu mimisannya gara-gara keseringan ngupil
Kamu pernah cerita setiap mbaknya marah kamu kerumahnya ngajak dia makan atau paling gak keliling kompleks rumah

Kata kamu, kamu waktu kecil putih dan rajin ngaji
Tiap mau maghrib ngaji di rumah ortumu
Cerita mantan-mantanmu dan orang yang pernah deket sama kamu
Kamu yang terlalu cepet puber, masih tk tapi uda suka-sukaan
Ada mantanmu yang udah nikah dan kamu diundang ke nikahannya
Ada anak seorang yang amat sangat disegani di sekolah pernah deket sama kamu
Ada mantanmu yang namanya depannya sama kayak nama kamu
Dan mantanmu yang paliing baru kmu cerita giman rasanya telponan dan ditinggal tidur (ngomong sama org yg lagi tidur)
Seenggaknya kamu masi suka duren
Aku inget waktu kamu sekarat di mushola atas dengan bodohnya aku nurut sama kamu buat mintai obat di UKS
Waktuaku nangis di 28 gara-gara nilai ul bi dari 87 jadi 78 , kamu cua bisa noleh-noleh kebelakang sambil ketawa-ketawa katanya aku kalo nangis gak bisa berhenti. Malemnya kamu sms
Waktu sisipan kamu sms `semangat pit`
Waktu mau bedhol kamu telpon mulai jam 9 sampek mau jam 1an banyak banget yang diomongin, dan aku ngomong yang sebenarnya tentang `adaaa deeh` itu siapa
Paginya waku bedhol kamu udah potong rambut
Selama bedhol aku marah, aku coba jauhin kamu
Sepulang bedhol kamu telpon , tanya aku kenapa
Dan kalo kamu tau aku ngomong di telpon dengan tangis yang ditahan
Waktu aku uang tahun kamu adalah orang terakhir yang ngucapin selamat ulang tahun , waktu disekolah kamu gak percaya kalo aku ultah
Selama di telpon kita becanda, dan sampai akhirnya jam 10 dikabarin kalo amani gak ada aku nangis di telpon dan kamu biasa aja dan kita tiba-tia udah becandaan lagi kamu bilang `eh ngawur iki temenne ada yang lagi kesusahan malah ketawa-ketawa` padahal kamu yang bikin ketawa -__-
Waktu uti ga ada kamu adalah orang yang selalu telpon aku selain mbak mas seupukuu, sama eta dan muti
Kamu hibur aku, kamu tannya gimana aku sama teka, kita gosip, dan bahas jalan-jalan kebatu
Siang sebelum kamu kebatu kamu telpon kamu ngajak aku , dan mbecandain kalo gak ada aku bakal gak berangkat .. padahal -__-
Waktu telpon itu lamaaa banget dari siang habis tanding class meet voli sampek kamu mau berangkat, dan kamu belum makan dan waktu aku suruh cuma sekedar  iya-iya aja
Selama kita smsan kita gak pernah pake kata aku dan kamu
Setiap kamu mau ngujub sama mbakya kamu selalu bilang
Pertama kamu nebengin pulang waktu lagi ujan lumayan deres , aku nunggu di atlantic kamu mau ke jurifa dan ternyata kamu baik lagi gara-gara gitarmu ketinggalan
Waktu kamu jemput aku dan keruma mila
Di jalan kamu mukulin aku, selama perjalanan kita sama-sama takut kalo ketemu temennya mbaknya

Dan masi banyak lainnya yang gak mungkin aku tulis semua
Entah sampek kapan aku bakal nulis tentang kamu terus
Mungkin sampai aku benar-benar tahu kenapa kamu setega ini
Atau mungkin takkan pernah berhenti

Cukup kudengar kata `menyerahlah` , suda puluhan kali semua orang menasehatiku seperti itu. Tapi itu gak akan berhenti begitu gampangnya begitu mudahnya

Atau memang kamu ngelakuinnya ke semua cewek , dan aku hanyalah 1 dari sekian cewek yang sudah kamu giniin

MAKASIH :`)

Kenapa setiap apa yang terasa selalu berujung seperti ini...
Tidak ada harap , sekecil pun harap tuk menjadi seperti ini. Tak ingin jadi yang disalahkan , tak ingin menyakiti, tak ingin juga disakiti
Selalu dan akankah seperti ini
Seakan tawa ini hanya semu, seakan canda ini hanya cadar penutup luka perih
Luka perih yang akan trus membekas
Luka itu kan terus membekas dan bodohnya sebagai sang pemilik luka , sang pemilik luka tak dapat menghindari perih itu
Tak mampu menyembuhkan perih itu, atau sekedar mengobati
Semua yang dilakukan hanya tuk menjadi candaan  dan semua semu
Mungkin tak akan ada yang mengerti bagaimana perihnya bagaimana lukanya karna ini semua semula hanya candaan
Bukan sekali dua kali luka ini ada , selayaknya bayi dewasa yang ceroboh dan tak pernah berpikir selalu terjatuh bahkan ditempat yang sama , selalu terluka dan perih itu selalu sama

Harus bagaimana jalan yang akan diambil
Untuk mengeringkan luka ini, dan menumbuhkan kulit baru yang hampir sempurna seperti semula
Jika ada tanya, `mengapa luka ini selalu ada?` mungkin jawabnya adalah kebdohan seorang bayi dewasa yang tak pernah berpikir

Cukup tuk semua ini
Cukup mungkin tuk semua yang kurasa tapi hanya kan ada satu hal

`AKU GAK BISA BERHENTI NULIS TENTANG KAMU`

Mungkin ini kampungan , mungkin ini alay
Mungkin bener kata semua manusia yang mengerti  apa yang nampak di mata mereka kalo aku itu terlalu berharap lebih
Tapi asal tau aku gak pernah berharap lebih, dari awal aku sadar aku hanya minan aku cuma boneka yang bisa kapan aja diangkat tinggi dan tibatiba dijatuhin
Ak terlalu membuka hati
Aku terlalu jujur
Aku terlalu lugu
Aku terlalu munafik
Aku terlalu naif
Aku terlalu bodoh untuk menyadari ang sebenarnya

Semua aku yang salah dan memang cuma aku
Aku malu, aku sakit, tapi aku seneng seenggaknya aku masi punya temen-temen yang mau dengerin aku mekipun yang tak critain kamu, kamu dan kamu lagi

Tapi mungin diantara mereka hanya tahu hanay sebatas mengerti aku suka , mereka salah bahkan salah besar aku gak suka, cinta ataupun sayang .... cuma satu yang tak rasa nyaman, dan semua itu gak akan pernah tak lupain
Gimana sakitnya, gimana senengnya, gimana bahagianya, gimana takutnya, gimana bodohnya aku

Kamu gak pernah tau dan gak akan ingin tahu dan memang gak akan bisa tau
Cukup aku dan tulisan ini semua



Tertulis meski takkan pernah terbaca
Terlihat meski takkan pernah menjadi perhatian
Terlukis indah meski tak dapat terlukiskan
Tertulis meski tak dapat terbaca jelas
Terdengar meski takkan pernah didengar
Terasa meski tak ingin dirasa
Tertawa meski tak gembira

Tersakiti meski hanya satu yang rasa
Tersalahkan meski tak ingin menjadi yang disalahkan
Terlupa meski takkan pernah ingin dilupa

Mayoritas perempuan memang kaum pengalah.Entah sebesar apapun skor kebenaran, tidak berarti. Menunggu selalu menjadi bagian yang sulit. Jika kata maaf tak kunjung disampaikan, akankah selesai?

Terlalu banyak mengalah tidak baik. Tertindas. Meremehkan bukan salah satu hal yang disukai. Dan benar, jangan berekspektasi.Terkadang hal berjalan diluar dugaan kita.

Keberanian mungkin memang bukan keahlianku. Aku penakut. Aku punya cara sendiri untuk berbicara. Mengapa tidak terima? Setiap orang berbeda, bahkan kita.

Harga diri sangat penting. Tak ada yang setuju. Tetapi sesuatu yang berlebihan terbukti tidak baik. Terlalu gengsi untuk meminta maaf? Sudah bukan cerita lagi.

Pada akhirnya semua mengambang bak teratai dalam kolam. Menggantung, bak awan di antara langit. Satu sisi, terlalu lelah untuk terus mengalah. Sisi lain, terlalu gengsi untuk mengucakan maaf.

Apa? Penyelesaian? Tidak Ada. Ironis.


-drw-